Potret Dinamika Sosial Masyarakat Urban melalui Kebun Binatang Surabaya

Di Tengah perkembangan kota modern yang dipenuhi dengan pusat perbelanjaan dan ruang hiburan tertutup, kehadiran ruang terbuka publik menjadi penting. Kebun Binatang Surabaya (KBS) menjadi salah satu destinasi wisata yang menawarkan hiburan dan sebuah tempat yang  merepresentasikan kehidupan masyarakat perkotaan, mengingat lokasi KBS berada di tengah kota Surabaya. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya, KBS masih termasuk dalam daftar wisata favorit yang ramai dikunjungi pada akhir pekan, angka ini mencapai 96.000 pengunjung dalam 6-7 hari pada libur lebaran 2025.

Daya tarik KBS tidak hanya terletak pada keberadaan satwa-satwa dengan beragam spesies, melainkan juga perilaku sosial yang ada didalamnya. KBS menjadi tempat orang-orang meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan teman dan keluarga. KBS berfungsi sebagai ruang sosial tempat masyarakat berkumpul, berinteraksi, dan beraktivitas dalam suasana santai dan terbuka.

Dari awal kunjungan yang pertama terlihat adalah niat, tidak ada pengunjung yang terlihat tersesat di sana, pengunjung datang karena memang ingin datang. Mereka meniatkan diri dan menyisihkan jadwal untuk mendatangi kawasan yang pernah menjadi ikon kota Surabaya. Hal ini menjadikan KBS masih menjadi kawasan yang secara sadar dipilih oleh Masyarakat dengan berbagai motivasi berkunjung yang  beragam, mulai dari keinginan menikmati waktu bersama keluarga, menjalankan tugas penelitian, mengedukasi anak-anak hingga hanay bersantai menikmati akhir pekan.

Pengunjung yang datang bersama anak-anak menjadi salah satu yang paling menonjol, anak-anak terlohat bersemangat melihat hewan sedangkan orang tua mendampingi dan memberikan edukasi langsung kepada anaknya. Sedangkan pengunjung remaja menunjukkan aktivitas yang berbeda, mereka banyak terlihat di kawasan wahana permainan, mengambil dokumentasi dan mengeksplor tempat-tempat yang menarik secara visual. KBS bukan hanya sebagai lokasi wisata dimata remaja, tetapi sebagai latar belakang citra diri mereka di media sosaial. Pengunjung lansia di beberapa lokasi cenderung terlihat lebih tenang. Mereka duduk di bangku, bercengkrama dengan sesama, bahkan menggelar tikar di bawah pepohonan. Mereka menganggap KBS sebagai tempat untuk menghabiskan waktu akhir pekan dengan kehidupan yang berjalan sedikit lebih lambat. KBS  tampaknya tetap relevan dengan segala usia, tanpa adanya segmentsi usia yang kaku.

KBS lebih dari sekedar wisata atau tempat edukatif, KBS merupakan ruang sosial yang merekam setiap interkasi, suasana, perilaku dan pola kehidupan masyarakat kota. KBS menjadi cerminan kecil kehidupan kota yang mencakup berbagai usia, kepentingan serta berbagai relasi pengunjung. Terdapat interaksi lintas usia, lintas minat serta lintas latar belakang. Kegiatan anak-anak yang penuh semangat, para remaja yang mengekspresikan diri dan lansia yang menikmati waktu dengan tenang. KBS memiliki peran penting sebagai ruang yang merekatkan keberagaman sosial dalam harmoni yang alami.

Penulis : Rahmad Ramadhan dan Robiatul Auliyah

Editor : Bayu