Kebun Binatang Surabaya (KBS) merupakan kebun binatang tertua di Indonesia, didirikan pada 31 Agustus 1916 dengan nama Soerabaiasche Planten-en Dierentuin (Kebun Raya dan Kebun Binatang Surabaya). Pendirinya adalah seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer yang gemar mengoleksi binatang. Kini, lebih dari satu abad kemudian, KBS tetap menjadi destinasi utama bagi keluarga dan sekolah yang ingin mengenalkan dunia satwa kepada anak-anak.
Dalam observasi yang dilakukan bersama UKMF RISET, pengunjung KBS didominasi oleh orang tua bersama anak-anak usia dini. Banyak dari mereka terlihat memperkenalkan nama-nama hewan, menjelaskan suara atau ciri khas hewan tertentu, bahkan mengajak anak untuk memberi makan hewan seperti rusa dan jerapah. Terdapat rombongan anak-anak TK berseragam yang datang bersama guru mereka, menandakan adanya kegiatan pembelajaran langsung di luar kelas.
Dilihat melalui dominasi pengunjung yang merupakan keluarga dan anak-anak usia dini, hal itu menunjukkan bahwa KBS bukan hanya sekedar tempat hiburan, tetapi juga menjadi ruang sosial dan edukatif yang efektif. Anak-anak belajar melalui pengalaman langsung, berinteraksi dengan hewan dan lingkungan. Proses ini menanamkan nilai empati terhadap makhluk hidup serta membangun kesadaran lingkungan sejak dini.
Menurut jurnal yang ditulis (Satvikadewi, 2019) pihak pengelola KBS pun terus memperkuat peran edukatif ini melalui berbagai pembenahan dan revitalisasi zona konservasi. Kerja sama dengan lembaga pendidikan seperti PAUD, TK, dan SD semakin memperluas jangkauan fungsi KBS sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan. Revitalisasi kandang hewan, termasuk komodo, harimau, burung aves, dan pulau bekantan, menjadi upaya strategis untuk mendekatkan satwa kepada anak-anak dan orang tua, serta mendorong terciptanya interaksi belajar yang lebih hidup dan bermakna.
Penulis : Anis Fitriani
Editor : Bayu