Dry Text : Penerapan Gaya Etika Komunikasi Yang Buruk

DRY TEXT : PENERAPAN GAYA ETIKA KOMUNIKASI YANG BURUK

Robiatul Auliyah

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu  Budaya 

Universitas Trunojoyo Madura

Email : robiatulauliyah29@gmail.com

Tidak dapat dipungkiri komunikasi merupakan dasar dari interaksi manusia, didunia yang serba digital komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka, adanya teknologi memudahkan manusia dalam berkomunikasi dalam dunia maya seperti pertukaran pesan yang dilakukan pada aplikasi atau platform khusus yang seringkali disebut dengan chatting.

Secara umum komunikasi merupakan kegiatan manusia untuk saling memahami atau mengerti suatu pesan yang disampaikan seseorang (komunikator) kepada lawan bicaranya (komunikan) atau komunikasi dapat dikatakan juga sebagai suatu proses pengoperan pesan dari individu kepada individu lain, dari individu ke suatu kelompok kecil (small group) maupun kelompok besar (large group). Istilah komunikasi bermula dari kata latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi (Oktarina & Abdullah, 2017). 

Media sosial telah mengalami pertumbuhan pesat, menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia. Menurut Nasrullah (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itu media social berperan aktif menjadi alternatif sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan khalayak ramai dengan membentuk ikatan sosial secara virtual (Ginting et al., 2021)

Komunikasi merupakan pertukaran pesan dari komunikator pada komunikan, namun selain tujuan awal yakni tersampainya pesan berkomunikasi juga mementingkan sebuah etika, bukan hanya sekedar formalitas namun etika berkomunikasi  akan menciptakan suasana komunikasi yang sehat dan harmonis hal tersebut sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara  umum etika   merupakan  norma,  pedoman,  aturan  dan  acuan  tata  cara  untuk melakukan  perbuatan  sehari-hari (Turnip & Siahaan, 2021). Etika juga biasa disebut adab, adab selalu dihubungkan dengan sesuatu yang positif, sesuatu yang buruk seringkali disebut dengan tidak beradab. 

Komunikasi yang dilakukan didalam jaringan tentu memiliki perbedaan dengan komunikasi secara langsung, umumnya terdapat dua cara dalam komunikasi secara daring yakni pesan text biasa disebut dengan chatting dan telepon. Etika yang dapat diterapkan dalam chatting yakni, jangan mengirimkan pesan berantai atau biasa kita sebut dengan spam karena hal ini dianggap gangguan bagi penerima karena menerima informasi yang tidak diinginkan, dalam ruang chatting kita diperbolehkan mengirimkan maksimal 3 bubble chat sampai si penerima membalas, pengiriman chat juga diawali dengan salam dan tidak bertele-tele, pesan chat yang baik terjadi jika pengirim dan penerima sama-sama memberikan timbal balik, jika penerima menjawab seadanya sebanyak 3 kali dan tidak melontarkan pertanyaan bisa saja penerima tidak tertarik untuk melakukan chat dengan pengirim. Dalam bertelepon, penelepon juga diperbolehkan menelpon hingga 3 kali jika penerima tidak menjawab, setelah 3 kali tidak menjawab penelepon sebaiknya memberikan ruang pada penerima telepon.

Perkembangan teknologi telah mengantar kita pada era bermedia yang baru, dengan istilah baru yang mulai diciptakan oleh penggunanya, berbagai istilah yang telah marak dikalangan anak muda mulai dari PAP (post a picture), SW (story whatsapp), double text yakni mengirimkan 2 bubble chat hingga dry text, dalam pembahasan kali ini penulis akan menganalisis lebih lanjut terkait dry text. Dilansir dari laman Vogue, istilah “dry text” adalah sesuatu yang baru dalam percakapan online. Ini merujuk pada orang-orang yang hanya menjawab dengan satu kata atau tidak melanjutkan percakapan dengan cara yang menarik (Ranti, 2024). Penerapan dry text ditunjukkan karena sudah tidak ada lagi ketertarikan dalam membalas chat, contoh jawaban dari pesan dry text adalah Y, oke, haha, wkwk, sipp, G, baik dan banyak lagi pesan sangat singkat lainnya. Hal ini bertentangan dengan etika komunikasi sehingga menghambat terciptanya komunikasi yang sehat dan harmonis. Jika penerapan etika komunikasi diterapkan dengan baik akan menciptakan suasana yang positif sehingga komunikasi dua arah akan menghasilkan timbal balik yang baik dari kedua pihak yang berkomunikasi.

Dengan demikian, komunikasi bukan hanya sekedar penyampaian pesan dari komunikator pada komunikan, meskipun informasi telah tersampaikan sepenuhnya namun sebagai manusia atau makhluk sosial selalu berinteraksi dengan manusia lain, maka diperlukan adanya etika dalam berkomunikasi agar menciptakan getaran positif serta keharmonisan dengan sesamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, R., Yulistiyono, A., Rauf, A., Manullang, S. O., Siahaan, A. L. S., Kussanti, D. P., PS, T. E. A., Djaya, T. R., Ayu, A. S., & Effendy, F. (2021). Etika Komunikasi dalam Media Sosial: Saring Sebelum Sharing (Vol. 1). Penerbit Insania.

Oktarina, Y., & Abdullah, Y. (2017). Komunikasi dalam perspektif teori dan praktik. Deepublish. 

Ranti, S. (2024, 01 13). Retrieved 05 10, 2024, from Kompas.com: https://tekno.kompas.com/read/2024/01/13/18050007/arti-kata-dry-text-istilah-yang-sering-digunakan-pengguna-media-sosial#.

Turnip, E. Y., & Siahaan, C. (2021). Etika berkomunikasi dalam era media digital. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 3(04), 38–45.